Selasa, 07 Oktober 2014

Aku Ganja Dan Kesehatan

AKU, GANJA, DAN KESEHATAN

Ganja (Cannabis Sativa) adalah salah satu dari beribu tanaman yang kaya akan manfaat, mulai dari medis hingga industri. Kandungan zat Tetrahydrocannabinol (THC) dan Cannabidiol (CBD) dalam ganja mampu mengobati berbagai penyakit, serta serat dari pohon ganja mampu dijadikan bahan industri yang berkualitas. Bahkan sejak ribuan tahun yang lalu ganja telah menyuburkan peradaban umat manusia.

Berbicara tentang ganja, banyak dari sebagian orang yang mengatakan bahwa ganja dalah narkotika yang berbahaya, tumbuhan yang haram, penyebab kriminal, tidak baik untuk kesehatan, dll. Tapi, sebagian mereka yang telah mengerti tentang tumbuhan Tuhan yang ajaib ini akan mengatakan bahwa ganja adalah kesehatan.

Teringat dengan ucapan Wiji Thukul dalam puisinya, "Buat apa banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu, buat apa punya ilmu tinggi kalau untuk mengibuli". Memaknai kalimat tersebut memang banyak para petinggi Negara kita yang bungkam akan kebenaran tanaman ganja dan berhasil membuat stigma negative terhadap tanaman ganja dengan menyatakan bahwa ganja adalah tanaman berbahaya.

Setiap manusia berhak mendapatkan obat pilihannya sendiri yang ia yakini akan menyembuhkan penyakit yang dideritanya termasuk dengan ganja, tapi sebagian masyarakat awam akan memandang sebelah mata dan bertanya apakah ganja bisa menyembuhkan penyakit? bukankah ganja itu hanya barang kriminal yang tak punya manfaat?.

Saya yang menderita penyakit Fibromyalgia atau gejala rasa sakit yang tidak diketahui penyebannya ditulang pinggul belakang dapat terobati dengan mengkonsumsi ganja. Apakah kalian masih tidak percaya bahwa ganja mempunyai berbagai manfaat?

Saya yakin bahwa tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia apalagi haram, melainkan baik dan buruk untuk pembelajaran umat manusia.

GANJA LEGAL, BUMI SELAMAT !!

Jakarta, 6 Okt 2014
-ruddierawk-

Sabtu, 19 Juli 2014

Fakta Fakta Manfaat Tanaman Ganja Dalam Ilmu Medis



Fakta-Fakta Manfaat Tanaman Ganja Dalam Ilmu Medis


Ganja sebagai tanaman yang paling terkenal sepanjang sejarah manusia, tidak bisa dipungkiri telah mengalami berbagai bentuk pemberitaan yang tidak obyektif dan cenderung negatif. Dari sudut pandang kesehatan manusia, tanaman Ganja (Cannabis sativa) adalah tanaman yang telah memiliki sejarah panjang dalam literatur-literatur medis purba dari berbagai kebudayaan dunia.

1. Kitab “Pen T’sao Ching” adalah kitab pengobatan herbal yang pertama di dunia. Dikumpulkan dari catatan-catatan Kaisar Shen Nung pada tahun 2900-2700-an S.M. (Sebelum Masehi), kitab ini menyebutkan bahwa Ganja memiliki khasiat menghilangkan sakit datang bulan, malaria, rematik, gangguan kehamilan, gangguan pencernaan, dan penyakit lupa.

2. Tablet (potongan-potongan batu) yang ditemukan di reruntuhan perpustakaan Ashurbanipal di Kouyunjik adalah kumpulan peninggalan ilmu pengetahuan dari peradaban di daerah subur Mesopotamia. Raja Ashurbanipal yang memerintah di kota Niniveh antara tahun 668 hingga 626 S.M. adalah simbol bagi kemajuan ilmu pengetahuan peradaban di Mesopotamia. Keping-keping batu yang dipahat dengan huruf paku (cuneiform) ini menyebutkan bahwa tanaman ganja memiliki manfaat sebagai : insektisida, perangsang seksual, menyembuhkan impotensi, neuralgia (penghilang rasa sakit saraf), tonik (penyegar), menyembuhkan penyakit ginjal, penyumbatan paru-paru, kejang, depresi, kecemasan, epilepsi, luka, dan memar pada kulit hingga menghilangkan sakit menstruasi.

3. Berbagai kitab pengobatan dari India juga menyebutkan mengenai beragam khasiat ganja dalam penyembuhan berbagai penyakit. Kitab Susruta Samhita (yang ditulis sekitar 800-300 S.M.) menyebutkan ganja berkhasiat dalam pengobatan radang pernafasan, diare, produksi cairan yang berlebih, serta demam. Sementara kitab seperti Rajanirghanta yang ditulis oleh Nahari Pandita pada tahun 300 masehi menyebutkan khasiat ganja untuk merangsang nafsu makan, memperbaiki ingatan, dan menghilangkan gas dalam sistem pencernaan.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.  Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat.  Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan metamfetamin). Ganja, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.  Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemetic didapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethylperazine, haloperidol, domperidone, atau alizapride, tetapi pengunaannya sangat dibatasi dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga arterial hypotension.

Negeri Yunani sebagai salah satu lokasi asal penyebaran tonggak kemajuan peradaban manusia melahirkan juga kumpulan pengetahuan medisnya. Kitab “Materia Medica” yang ditulis oleh Dioscorides (1 S.M.) pada masa setelah Romawi menguasai Yunani menjadi buku rujukan bagi ilmuwan dari banyak bangsa selama 1500 tahun. Dalam “Materia Medica”, Dioscorides mencatat ganja sebagai tanaman yang serat batangnya bagus dan kuat untuk dibuat tali, sementara bijinya bermanfaat untuk mengobati sakit telinga dan hilangnya gairah seksual (Dioscorides 1968 – 3.165 – p.390). Dalam “de facultatibus alimentorum”, Claudius Galen atau yang lebih terkenal dengan Galen (128-201 Masehi) mencatat kalau masyarakat Yunani saat itu memakan kue dengan bahan ganja yang dinamai cum aliis tragematis & quot untuk kegembiraan dalam perjamuan.
 
Sementara sebagai obat, Galen mencatat kalau ganja dipakai untuk menghilangkan rasa sakit dan menghilangkan gas dari saluran pencernaan. Pemikir Yunani lain yang bernama Gaius Plinius Secundus atau “Pliny si Tua” (23-79 M) mencatat kegunaan ganja dalam “Naturalis Historia” sebagai jus untuk mengeluarkan cacing dan binatang2 kecil yang masuk ke telinga, menghilangkan sakit perut, menyembuhkan persendian yang kaku, rematik dan penyakit kulit.
 
Kumpulan pengetahuan medis dari bangsa Yunani ini kemudian diteruskan perkembangannya oleh bangsa Arab. Bangsa Arab merupakan bangsa yang memiliki kumpulan pengetahuan medis tentang ganja dengan jumlah paling banyak dibandingkan bangsa-bangsa yang lain sebelum abad ke-20. Catatan pertama manfaat medis ganja dalam literatur Arab muncul dari tulisan dokter bernama Ibn-Masawayh (857 M) yang menyebutkan kegunaannya sebagai obat sakit telinga. Pada abad ke-10, bapak kedokteran Arab, Ibnu Sinna atau yang lebih terkenal di dunia dengan Avicenna juga mencatat manfaat ganja untuk mengeluarkan gas dari perut.

Epilepsi merupakan penyakit yang tercatat oleh bangsa Arab sebagai penyakit yang dapat disembuhkan dengan ganja. Ibn al-Badri pada abad ke-15 menyebutkan kalau ganja bisa menyembuhkan serangan epilepsi dalam seketika (Lozano, 1989).

Pada awal abad ke-13 muncul larangan pertama di dunia Arab berdasarkan ajaran agama Islam mengenai pemakaian ganja, tepatnya pada masa kekuasaan raja al-Zahir baybars (Hamarneh, 1957). Tetapi seorang dokter kerajaan yang bernama Yusuf ibn Rasul masih bersikeras menggunakannya dalam praktek pengobatan untuk menyembuhkan sakit kepala (Lewis et al. 1971).

Catatan kegunaan medis menarik tentang ganja yang baru muncul dari bangsa Arab adalah khasiatnya menyembuhkan tumor. Ibn Buklari pada abad ke-11 menyebutkan kalau jus dari daun ganja bisa menyembuhkan ‘abses’ di kepala, Ibn-al-Baytar seabad kemudian menyebutkan khasiat minyak dari biji ganja untuk menghilangkan tumor yang sudah mengeras (al-awram al-siya). Catatan lain datang dari Muhammad Riza Shirwani pada abad ke-17 yang memakai biji ganja untuk pengobatan tumor pada rahim (Mu’min, 1669).

 

Pemakaian ganja sebagai pengobatan menyebar ke Eropa dan bahkan ke Amerika Selatan dari negeri Arab. Bangsa Arab adalah yang memperkenalkan benua Eropa pertama kali dengan salah satu penemuan terpenting umat manusia, yaitu kertas (kebetulan bahan bakunya adalah serat batang ganja). Bangsa Arab juga menjadi perantara penyebaran ilmu-ilmu kuno dari zaman keemasan Yunani dan Romawi, salah satunya adalah ilmu medis atau pengobatan. Dalam hal ini bangsa Arab memiliki kumpulan pengetahuan khasiat pengobatan tanaman ganja yang terbanyak di seluruh dunia sebelum abad ke-20. Berikut ini adalah daftar beberapa ahli pengobatan yang tercatat dalam literatur pernah menyebutkan mengenai khasiat obat dari ganja :
  • Ibn Masawayh (857 M) & Ishaq b. Sulayman (abad ke-10) – Minyak biji ganja untuk menyembuhkan sakit di telinga.
  • Ibn al-Baytar (1291) – Minyak biji ganja untuk menyembuhkan gas (‘rih’) pada telinga.
  • Al-Antaki (abad ke-16) – minyak biji ganja dapat membunuh cacing dalam telinga & mengeluarkan benda-benda asing dan kotoran.
  • Al-Dima (abad ke-9) – Ganja untuk obat cacing perut.
  • Al-Firuzabadi (abad ke-14 – 15) – Obat cacing kremi / habb al-qar’.
  • Sabur ibn Sahl (abad ke-9) – Menghilangkan rasa sakit kronis, sakit kepala, migrain, mencegah keguguran, gagal melahirkan, mengurangi sakit pada rahim, & menjaga bayi tetap pada abdomen ibunya (kitab “Al-Aqrabadhin Al-Saghir”).
  • Ibn Wafid al-Lajmi (abad ke-11) – Biji ganja untuk menambah produksi air susu ibu & menyembuhkan sakit amenorrhea.
  • Avicenna/Ibnu Sinna (abad ke-10) – daun dan biji ganja u/ mengobati & mengeluarkan gas dari perut.
  • Al-Biruni (abad ke-12) – Menyembuhkan rasa sakit kronis
  • Al-Masi (1877) – Daun ganja untuk mengeluarkan gas dari rahim, usus & lambung.
  • Al-Mayusi (1877) – Daun ganja untuk menghilangkan dahak dari perut.
  • Ibn Habal (1362) – Biji ganja untuk mengeluarkan cairan empedu dan dahak.
  • Ibn al-Baytar (1291) – Ganja untuk melancarkan buang air kecil.
  • Ishaq b. Sulayman (1986) – Ganja bisa menghangatkan badan.
  • Jabir ibn Hayyan (abad ke-8) – Ganja memiliki sifat psikoaktif (kitab al-Sumum).
  • Umar Ibn Yusuf ibn Rasul (abad ke-13) – Ganja sebagai obat sakit kepala.
  • Ibn al-Baytar (1291 AH) – Minyak biji ganja untuk mengurangi sakit syaraf.
  • Al-Qazwini (1849) – Jus ganja untuk mengurangi rasa sakit pada peradangan bola mata.
  • Tibbnama (1712) – Tumbukan batang dan daun ganja untuk mengobati wasir.
  • Al-Masi (abad ke-10) – Ganja untuk pengobatan epilepsi.
  • Al-Badri (1464) – Ganja untuk mengobati epilepsi.
  • Abu Mansur ibn Muwaffak (abad ke-10) – Ganja untuk mengobati sakit kepala (Kitab al-abniya ‘an haqa’iq al-adwiya).
  • Avicenna (1294) – Jus dari daun ganja untuk obat panu di kulit.
  • Al-Razi – Jus daun ganja untuk merangsang pertumbuhan rambut.
  • Ibn Buklari (abad ke-11) – Jus daun ganja untuk menyembuhkan abses (tumor) di kepala.
  • Muhammad Riza Shirwani (abad ke-17) – Minyak biji ganja untuk mengobati tumor pada rahim.
Berbagai catatan dari ahli-ahli pengobatan Arab ini masih mencengangkan dunia medis modern. Mengherankan karena banyak di antara khasiat ganja yang disebutkan di atas bahkan belum dikonfirmasi atau dibuktikan oleh ilmu pengetahuan medis saat ini, namun sudah dibuktikan dan dipercaya kemanjurannya oleh ilmuwan-ilmuwan dari Arab.

Pada bulan November 1996 masyarakat California menyetujui proposisi 215, sebuah inisiatif yang dapat, membuat mariyuana tersedia secara legal sebagai obat di Amerika Serikat untuk pertama kali setelah bertahun-tahun. Dibawah undang-undang yang baru, pasien atau perawat utama mereka yang memiliki atau menanam ganja untuk perawatan medis yang telah direkomendasikan oleh seorang dokter akan dibebaskan dari segala tuntutan kriminal. Pengobatannya dapat diperuntukkan bagi “Kanker, anorexia, AIDS, rasa sakit kronis, kejang-kejang, galukoma, arthritis, migrain, atau apapun penyakit lainnya yang dapat disembuhkan oleh mariyuana.” Dokter tidak boleh dihukum dalam cara apapun karena membuat rekomendasi, yang dapat ditulis maupun secara lisan. Disahkannya hukum seperti ini hanyalah permulaan dari sebuah trend yang akan menghadirkan tantangan baru bagi dokter, yang akan diminta untuk mengambil tanggung jawab awal dimana banyak dari kita yang belum siap. Semakin banyak pasien yang mendekati mereka dengan pertanyaan mengenai mariyuana, mereka harus memberikan jawaban dan membuat rekomendasi. Itu berarti bahwa mereka tidak hanya harus mendengarkan dengan lebih cermat pasien-pasien mereka namun juga mendidik mereka sendiri dan yang lain. Mereka harus mempelajari gejala dan gangguan mana yang bisa diobati dengan lebih baik dengan ganja daripada pengobatan yang konvensional, dan mereka mungkin perlu untuk menjelaskan bagaimana menggunakan mariyuana.


Ganja sangatlah aman, praktis, dan obat-obatan yang potensinya sangat murah. Ketika kami mengulas kegunaan medisnya pada tahun 1993 setelah memeriksa banyak pasien dan sejarah kasus, kami dapat menyebutkan daftar sebagai berikut : mual dan muntah-muntah dalam kemoterapi kanker, sindroma hilangnya berat badan pada AIDS, glaukoma, epilepsi, kejang otot dan rasa sakit kronis pada multiple sclerosis, quadriplegia dan gangguan kejang lainnya, migrain, prurits parah, depresi, dan gangguan mood lainnya. Sejak itu kami telah mengidentifikasi lebih dari selusin lainnya termasuk asma, insomnia, dystonia, scleroderma, penyakit Crohn’s, diabetic gastroparesis, dan penyakit terminal. Daftar ini pun masih panjang.

Sebagai contoh, ganja juga ditemukan bermanfaat dalam pengobatan dari ostoarthritis. Aspirin dipercaya telah menyebabkan lebih dari 100 kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat. Lebih dari 7,600 kematian setiap tahun dan 70,000 perawatan rumah sakit yang disebabkan oleh non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAIDs) telah dilaporkan. Komplikasi gastrointestinal dari NSAIDs adalah efek samping serius yang paling sering dilaporkan. Penggunaan acetaminophen jangka panjang dianggap sebagai salah satu penyebab paling umum dari penyakit ginjal tahap akhir. Ganja yang dihisap beberapa kali sehari sering lebih efektif dari NSAIDs atau acetaminophen dalam osteoarthritis, dan belum pernah ada laporan kematian akibat ganja.

Sering diperdebatkan bahwa bukti dari kegunaan medis marijuana, walaupun kuat, hanyalah cerita belaka (anecdotal). Adalah benar bahwa tidak ada studi yang memenuhi standard dari Food and Drug Administration, terutama karena hambatan legal, birokratik dan finansial terus-menerus diberikan. Situasinya adalah ironi, karena begitu banyak penelitian telah dilakukan terhadap marijuana, sering dalam usaha yang tidak sukses untuk menunjukkan bahaya kesehatan dan potensi adiktif, yang kita tahu lebih banyak tentangnya daripada mengenai obat-obatan resep. Dalam kasus apapun, penelitian yang terkontrol dapat menyesatkan jika yang diteliti adalah pasien yang salah atau dosis yang keliru digunakan, serta respon pengobatan yang umum (dianggap biasa oleh pasien) dapat dikaburkan dalam eksperimen grup.

Bukti-bukti anekdotal adalah sumber dari kebanyakan pengetahuan kita mengenai obat-obatan. Seperti yang ditunjukkan oleh Louis Lasagna, eksperimen terkontrol tidak dibutuhkan untuk mengenali potensi terapeutik daro chloral hydrate, barbiturate, aspirin, insulin atau penisilin. Bukti-bukti anekdotal juga menunjukkan kegunaan dari propanolol dan chlorothiazide untuk hipertensi, diazepam untuk status epilepticus, dan imipramine untuk enuresis. Semua obat-obatan ini pada mulanya telah disetujui untuk kegunaan yang lain.

Beberapa dokter dapat menganggap ini sebagai tidak bertanggung jawab untuk didukung, lebih-lebih mengadvokasi penggunaan ganja berdasarkan dari bukti-bukti anekdotal (kesaksian pribadi), yang terlihat menghitung keberhasilan dan tidak menghiraukan kegagalan. Hal itu akan menjadi masalah serius hanya jika ganja merupakan obat yang berbahaya. Tahun-tahun dari usaha untuk membuktikan bahwa mariyuana berbahaya secara berlebihan telah membuktikan sebaliknya. Ia lebih aman, dengan lebih sedikit efek samping serius, daripada kebanyakan obat-obatan resep, dan jauh lebih tidak adiktif atau dapat disalahgunakan daripada banyak obat yang sekarang digunakan sebagai pelemas otot, hypnotic dan analgesic.

Karena itu dapat diperdebatkan bahwa jika hanya sedikit pasien yang bisa mendapatkan penyembuhan dari ganja, maka ganja harus dibuat tersedia karena resiko akan sangat kecil. Sebagai contoh, banyak pasien dengan multiple sclerosis menemukan bahwa ganja mengurangi kejang otot mereka dan rasa sakitnya. 

Seorang dokter mungkin tidak yakin bahwa pasien tertentu akan mendapatkan penyembuhan yang lebih baik dari ganja daripada obat seperti baclofen, dantrolene, dan dosis tinggi diazepam yang telah dikonsumsi si pasien, namun satu hal yang pasti adalah bahwa reaksi racun dari mariyuana sangatlah tidak mungkin, karena itu pertimbangan rasio antara resiko dan manfaat membuatnya sangat patut dicoba. Bagaimanapun, sebuah bentuk preparasi dan intruksi mungkin diperlukan, baik untuk mecapai tujuan pengobatan dan untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan. Efek psikoaktif, sebagai contohnya, harus dijelaskan kepada pasien yang awam terhadap mariyuana, yang mungkin akan mengalami kecemasan pada penggunaan awal.


Pertimbangan legitimasi yang utama adalah efek dari merokok pada paru-paru. Banyak dokter menemukan sulit untuk menyarankan obat yang dirokok. Walau asap ganja mengandung lebih banyak tar dan materi partikulat daripada asap tembakau, jumlah yang diperlukan oleh kebanyakan pasien sangatlah terbatas. Lebih lanjut, ketika mariyuana adalah obat yang dikenal secara terbuka, solusi bagi permasalahan ini mungkin bisa ditemukan, mungkin dengan pengembangan dari teknik untuk menghirup uap ganja. Bahkan sekarang, bahaya paling besar dari menggunakan ganja untuk keperluan medis bukanlah ketidakmurnian dalam asapnya namun ilegalitasnya, yang telah menempatkan kecemasan dan pengorbanan besar pada orang-orang yang menderita.

Sebuah versi sintetis dari delta-9-tetrahydrocannabinol, zat aktif utama pada ganja, telah tersedia dalam bentuk oral untuk keperluan terbatas sebagai obat yang termasuk daftar “Schedule II” sejak tahun 1985. Obat ini, dronabinol (Marinol), secara umum dianggap sebagai kurang efektif daripada mariyuana yang dirokok. Pasien yang mengalami mual-mual parah dan terus-menerus muntah, sebagai contoh, dapat menemukannya sebagai hampir tidak mungkin untuk menyimpan pil atau kapsul. THC oral secara acak dan lambat diserap ke dalam pembuluh darah; dosis dan durasi dari efek mariyuana yang dihisap adalah lebih mudah untuk dititrasi. Lebih lanjut, THC oral seringkali membuat banyak pasien menjadi cemas dan tidak nyaman, kemungkinan karena cannabidiol, satu dari banyak zat pada mariyuana, memiliki efek anxiolytic.

Selain tanggung jawab langsung terhadap pasien individual yang berhubungan dengan mariyuana medis, dokter juga mempunyai kewajiban yang bersifat sosial dan terutama politis. Jerome P. Kassirer telah mengidentifikasinya dalam editorial New England Journal terbaru yang berjudul “Federal Foolishness and Mariyuana.” Ia mendeskripsikan kebijakan pemerintah pada mariyuana medis sebagai “munafik” dan memprediksi bahwa dokter yang “memiliki keberanian untuk menentang pelarangan mariyuana bagi orang sakit” pada akhirnya akan memaksa pemerintah untuk mencapai sebuah bentuk akomodasi. Tugas penting tersebut akhirnya akan jatuh pada generasi dokter yang lebih muda, termasuk mahasiswa kedokteran saat ini dan di masa depan.

Istilah mariyuana medis (medical mariyuana) mendapat pengertian baru yang dramatis pada Februari tahun 2000, ketika para peneliti di Madrid mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan tumor otak yang tidak bisa disembuhkan pada tikus dengan menyuntik mereka dengan THC, zat aktif pada ganja.

Studi di Madrid menandai kesempatan kedua dimana THC telah diberikan kepada hewan yang mengidap tumor; yang pertama adalah penyelidikan Virginia 26 tahun yang lalu. Pada kedua studi, THC menyusutkan atau menghancurkan tumor pada sebagian besar subyek tes.

Kebanyakan masyarakat Amerika tidak mengetahui apa-apa mengenai penemuan Madrid. Hampir tidak ada Koran Amerika Serikat yang memuat ceritanya (tidak heran, karena mereka berusaha menutup-nutupinya -pen.), yang hanya diterbitkan sekali di jaringan berita AP dan UPI, pada tanggal 29 februari 2000.

Bagian yang mengerikan adalah ini bukanlah pertama kalinya ilmuwan telah menemukan bahwa THC bisa menyusutkan tumor. Pada tahun 1974 peneliti di Medical College of Virginia, yang telah didanai oleh National Institute of Health untuk menemukan bukti bahwa mariyuana merusak sistem kekebalan tubuh, malah menemukan bahwa THC menghambat pertumbuhan tiga jenis kanker pada tikus – kanker paru-paru dan payudara serta kanker darah (leukimia) yang disebabkan oleh virus.

DEA dengan cepat menutup studi Virginia dan seluruh penelitian lebih lanjut mengenai ganja dan tumor, menurut Jack Herer, yang melaporkan pada peristiwa di bukunya, “The Emperor Wears No Clothes,” Pada tahun 1976 Presiden Gerald Ford menghentikan seluruh penelitian publik terkait dengan ganja dan memberikan hak penelitian eksklusif kepada perusahaan-perusahaan farmasi, yang merencanakan – namun gagal – untuk mengembangkan bentuk sintetis dari THC yang dapat memberikan semua manfaat medis tanpa efek “tinggi.”

Peneliti Madrid melaporkan pada terbitan Maret dari “Nature Medicine” bahwa mereka menginjeksi otak dari 45 tikus-tikus dengan sel kanker, menghasilkan tumor yang keberadaannya dikonfirmasi oleh MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada hari ke-12 mereka menginjeksi 15 ekor tikus dengan THC dan 15 ekor dengan Win-55,212-2 sebuah senyawa sintetis yang mirip dengan THC. “Semua tikus yang tidak diberi pengobatan mati dalam waktu 12-18 hari setelah inokulasi sel glioma (kanker otak) … Tikus yang diberikan cannabinoid (THC) bertahan hidup jauh lebih lama daripada tikus yang menjadi pembanding (kontrol). Pemberian THC tidaklah efektif pada tiga ekor tikus, yang mati pada hari 16-18. Sembilan dari tikus yang diobati dengan THC hidup sampai melewati masa kematian dari tikus yang tidak diberikan apa-apa, dan bertahan hidup hingga 19-35 hari. Selebihnya, tumor sepenuhnya menghilang pada ketiga tikus yang diberi THC.” Tikus-tikus yang diobati dengan Win-55,212-2 menunjukkan hasil yang sama.

Peneliti Spanyol, dipimpin oleh Dr. Manuel Guzman dari University of Complutense, juga mencoba mengaliri otak tikus yang sehat dengan dosis besar THC selama tujuh hari, untuk menguji efek biokimia yang berbahaya atau efek neurologis. Mereka juga tidak menemukan apa-apa.

“Analisis MRI yang hati-hati dari seluruh tikus yang bebas dari tumor menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kerusakan yang berkaitan dengan necrosis, edema, infeksi atau trauma … Kami juga meneliti potensi lain dari efek pemberian cannabinoid. Pada kedua tikus, baik yang bebas dari tumor maupun yang mengidap tumor, pemberian cannabinoid tidak menyebabkan perubahan yang substansial sama sekali pada ukuran perilaku seperti koordinasi motor dan aktifitas fisik. Konsumsi makanan dan air, juga pertambahan berat badan tidak ditemukan selama dan setelah pemberian cannabinoid. Begitu juga, profil hematologikal umum dari tikus-tikus yang diobati dengan cannabinoid yang tampak normal. Kemudian, baik ukuran biokima maupun penanda akan kerusakan jaringan tidak menampakkan perubahan substansial selama pemberian 7 hari atau setidaknya selama 2 bulan setelah pengobatan dengan cannabinoid berakhir.

Penelitian Guzman adalah penelitian satu-satunya sejak studi Virginia 1974 ketika THC diberikan kepada hewan yang mengidap tumor. Ilmuwan Spanyol telah mengutip studi tahun 1998 dimana cannabinoid telah menghambat penyebaran sel kanker payudara, namun penelitian tersebut adalah penelitian dengan cawan Petri dan tidak melibatkan subyek yang hidup.)

Dalam wawancara dengan email untuk cerita ini, ilmuwan dari Madrid mengatakan bahwa ia telah mendengar mengenai studi Virginia, namun tidak pernah berhasil menemukan literatur mengenainya. Bagaimanapun, artikel dalam Nature Medicine menyebutkan bahwa studi yang baru sebagai studi yang pertama dilakukan pada hewan pengidap tumor dan tidak mengutip penelitian Virgina tahun 1974.

“Saya mengetahui keberadaan penelitian tersebut. Sebenarnya saya telah berusaha mencoba beberapa kali untuk mendapatkan artikel jurnal dari penelitian yang asli oleh orang-orang ini, namun terbukti tidak mungkin.” Ujar Guzman.

Pada tahun 1983 pemerintahan Reagan/Bush mencoba untuk membujuk universitas-universitas Amerika dan para peneliti untuk menghancurkan seluruh hasil penelitian ganja dari 1966-1967, termasuk compendium dalam perpustakaan, lapor Jack Herer, yang menyebutkan, “Kami mengetahui bahwa sejumlah besar informasi sejak itu telah menghilang.”


Guzman memberikan judul dari karyanya – “Antineoplastic Activity of Cannabinoids,” sebuah artikel pada jurnal dari National Cancer Institute tahun 1975 – dan penulis ini mendapatkan salinan dari fakultas kedokteran University of California di Davis dan mem-fax-nya ke Madrid.

Ringkasan dari studi Virginia dimulai, “Pertumbuhan adenocarcinoma paru-paru Lewis telah dihambat dengan pemberian secara oral dari tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabinol (CBN)” – dua jenis dari cannabinoid, sebuah keluarga dari komponen aktif di mariyuana. “Tikus yang diobati selama 20 hari berturut-turut dengan THC dan CBN telah berkurang ukuran tumor utamanya.

Pada artikel jurnal tahun 1975 tidak menyebutkan mengenai kanker tumor payudara, yang hanya dimuat sebagai cerita koran satu-satunya yang pernah muncul mengenai studi 1974 – pada bagian local dari Washington Post pada 18 Agustus, 1974. Dibawah judul, “Penghambat Kanker Tengah Dipelajari,” berikut sebagian dari isinya:
 “Agen kimia aktif pada mariyuana yang menghambat pertumbuhan dari tiga jenis kanker pada tikus dan juga mungkin menghambat reaksi kekebalan yang menyebabkan penolakan transplantasi organ, telah ditemukan oleh fakultas kedokteran dari Tim Virginia.” Ilmuwan, “menemukan bahwa THC memperlambat pertumbuhan dari kanker paru-paru, kanker payudara dan leukemia yang dipicu oleh virus pada tikus laboratorium, serta memperpanjang hidup mereka sebanyak 36 persen.”

Guzman, menulis dari Madrid, dengan fasih dalam responnya setelah penulis ini mengirimkan fax dari kliping Washington Post kepadanya seperempat abad yang lalu. Dalam terjemahan, dia menulis :
“Ini sangat menarik bagi saya, harapan bahwa proyek ini terlihat sedang bangkit pada saat ini, dan perkembangan menyedihkan dari peristiwa-peristiwa selama tahun-tahun setelah penemuan ini, hingga saat ini kita menutup kembali tabir akan kekuatan anti-tumor dari THC, dua puluh lima tahun kemudian. Sayangnya, dunia terpantul-pantul antara momen harapan dan periode panjang dari pengebirian intelektual.”
Liputan-liputan berita dari penemuan Madrid hampir-hampir tidak ditemukan di negara ini. Berita ini diterbitkan diam-diam pada 29 Februari tahun 2000 dengan cerita yang pernah dimuat sekali pada kawat UPI tentang artikel Nature Medicine. Penulis ini menemukannya pada link yang muncul sebentar pada halaman situs Drudge Report. New York Times, Washington Post dan Los Angeles Times semuanya menghiraukan saja cerita ini, walaupun pentingnya berita ini tidak dapat dipungkiri : sebuah zat tidak berbahaya yang terdapat di alam dan dapat menghancurkan tumor otak yang mematikan.

Bila profesor Cheech dan Chong menerima bantuan universitas untuk mengajarkan sejarah pengobatan dari subyek favorit mereka, tebal dari paket kurikulumnya akan mengejutkan. Sejak 2737 SM (sebelum masehi), kaisar yang mistis, Shen Nung dari Cina sudah meresepkan teh ganja untuk mengatasi encok, rematik, malaria dan mungkin terdengar cukup aneh, ingatan yang buruk. Popularitas ganja sebagai pengobatan menyebar ke seluruh Asia, Timur Tengah lalu turun ke wilayah pantai timur afrika, dan sekte-sekte Hindu tertentu di India menggunakan mariyuana (ganja) untuk kepentingan relijius dan pengobatan stress. Tabib dari zaman kuno juga memperingatkan akan penggunaan berlebihan dari mariyuana (ganja), mereka mempercayai bahwa konsumsi yang terlalu banyak dapat menyebabkan impotensi, kebutaan dan bisa memunculkan kemampuan “melihat setan”.

Pada akhir abad ke-18, edisi awal dari jurnal kedokteran Amerika merekomendasikan biji ganja dan akarnya untuk pengobatan kulit yang terbakar (inflamasi), kesulitan pencernaan dan penyakit kelamin. Dokter dari Irlandia, william O’Shaughnessy pertama kali mempopulerkan penggunaan medis mariyuana (ganja) di Inggris dan Amerika. Sebagai dokter yang bekerja untuk British East India Company, ia menemukan bahwa ganja mengurangi sakit rematik dan bisa membantu terhadap ketidaknyamanan dan mual pada kasus rabies, kolera dan tetanus.

Perubahan sikap Amerika terhadap tanaman ganja muncul pada akhir dari abad ke-19, ketika diantara dua sampai lima dari populasi Amerika Serikat diketahui mengalami kecanduan terhadap morfin, sebuah resep rahasia namun populer pada obat-obatan paten dengan nama yang beragam seperti “The Peoples’s Healing Liniment for Man or Beast” dan “Dr Fenner’s Golden Relief”. Untuk mencegah lebih banyak lagi masyarakat yang disapu oleh kecanduan morfin-mengeluarkan Golden Relief, pemerintah memperkenalkan Pure Food and Drug Act pada tahun 1906, menciptakan Food and Drug Administration (FDA). Sementara ia tidak mengatur mengenai mariyuana (ganja) dan hanya mengatur distribusi dari opium dan morfin dibawah pengawasan dan kontrol dokter, regulasi dari zat-zat kimia adalah pergeseran utama pada kebijakan obat-obatan di Amerika.

Belum pernah sebelum tahun 1914 penggunaan obat didefinisikan sebagai sebuah tindak kriminal, di bawah Harrison Act. Untuk menghindari isu hak negara bagian, undang-undang menggunakan pajak untuk meregulasi opium- dan obat-obatan turunan dari tanaman koka: UU ini menghapus pajak terhadap penggunaan non-medis dari obat-obatan yang jauh lebih tinggi dari harga obat itu sendiri, dan menghukum semua yang menggunakan obat tanpa membayar pajak. Pada tahun 1937, dua puluh tiga negara bagian telah melarang ganja : beberapa untuk menghentikan pecandu morfin untuk memakai obat jenis baru, dan beberapa sebagai tekanan terhadap imigran-imigran Meksiko yang baru mulai berdatangan , terutama yang membawa obat ini (ganja) bersama mereka.

Dengan pengecualian selama Perang Dunia ke-2, ketika pemerintah menanam sejumlah besar ganja untuk mensuplai kebutuhan tali tambang dari Angkatan Laut serta menggantikan suplai serat ganja dari Asia yang sudah dikuasai oleh Jepang, mariyuana (ganja) dikriminalkan dan hukuman yang lebih berat diterapkan. Pada tahun 1950-an Kongres mengesahkan “Bogss Act” dan “Narcotic Control Act”, yag menjadi dasar hukuman minimum bagi pelanggaran penggunaan obat, termask kepemilikan dan distribusi mariyuana.
Terlepas dari undang-undang mariyuana pada tahun 1970-an, pemerintahan Reagan juga menerapkan kebijakan terhadap obat-obatan yang keras kepada mariyuana. Namun tetap, kecenderungan jangka panjang adalah kepada relaksasi : Hari ini, dua belas negara bagian telah menerapkan setidaknya sebuah bentuk dari dekriminalisasi mariyuana.

Betapa Keyakinan dan Paradigma, memang sangat menentukan sekali dalam hidup dan kehidupan manusia, sehingga sesuatu yang sesungguhnya memiliki nilai dan energi yang sangat bermanfaat bagi manusia, bisa berubah fungsi menjadi sesuatu yang merusak, membunuh dan menghancurkan diri manusia itu sendiri oleh karena Keyakinan dan Paradigma manusia itu sendiri. Sebagaimana manfaat dari pohon atau tanaman Ganja ini yang sesungguhnya memiliki manfaat yang teramat sangat besar dan memiliki nilai kemuliaan yang sangat tinggi, manfaat tanaman ganja sebagai berikut : Mengaktifkan seluruh sistem sel, menyehatkan jiwa dan raga, termasuk menyembuhkan segala penyakit, mencerdaskan intelektual, emosional dan spiritual, efektif untuk penggunaan otak kanan, sangat bermanfaat untuk penelitian dan pengkajian IPTEK, bermanfaat untuk membangkitkan energi alam bawah sadar, bermanfaat untuk membuka rahasia kekuatan alam bawah sadar yang maha dahsyat, bermanfaat untuk mengembalikan Jatidiri Kemanusiaan yang sesungguhnya. Namun karena keyakinan dan paradigma manusia negatif sehingga daun keabadian ini pun menjadi diharamkan.
 
Ganja sebagai obat bukanlah hal yang baru di belahan dunia timur, namun tidak demikian di belahan dunia barat. Dr. O’Shaughnessy membawa dan mempopulerkan ganja sebagai obat dari India ke Inggris pada tahun 1840.Tidak lama kemudian Dr. Sir Russel Reynolds, seorang dokter pribadi dari Ratu Victoria dengan yakin memberikan resep ekstrak ganja cair kepada sang Ratu. Sejak saat itu Ratu memakainya setiap bulan untuk menghilangkan sakit datang bulan. Sebelumnya Ratu Victoria menggunakan opium, kokain, anggur dan bahkan kloroform untuk menghilangkan rasa sakit datang bulan yang ia alami.
Kemudian Dr Reynolds membuat pernyataan dalam edisi perdana salah satu jurnal kedokteran tertua di Inggris, “The Lancet”, bahwa ganja “Bila dalam keadaan murni dan diberikan dengan hati-hati, adalah salah satu obat paling berharga yang kita miliki”.

Sementara “American Medical Association” (AMA), mengklaim bahwa ganja tidak memiliki nilai medis, industri farmasi besar malah sibuk mendapatkan paten untuk produk-produk berbasis marijuana (ganja).
Posisi pemerintah Amerika Serikat yang menolak riset dan penggunaan medis marijuana adalah kebijakan publik yang irasional dan bobrok secara moral. Mengenai poin ini, sedikit warga Amerika yang tidak setuju. Mengenai pertanyaan “mengapa” pejabat-pejabat pemerintah federal masih mempertahankan kebijakan yang tidak manusiawi dan tidak fleksibel ini, adalah cerita yang lain.

Satu teori populer yang berusaha untuk menjelaskan pelarangan pemerintah federal yang tampak tidak bisa dijelaskan terhadap ganja sebagai obat medis berbunyi seperti ini : Baik pemerintah Amerika Serikat maupun industri farmasi tidak akan mengizinkan penggunaan ganja (marijuana) sebagai pengobatan medis karena mereka tidak bisa mematenkannya atau mengambil keuntungan darinya.
Ini adalah teori yang menarik, namun saya telah menemukannya tidak akurat maupun persuasif. Inilah kenapa;
Pertama, biarkan saya menyatakan hal yang jelas. Industri farmasi besar sedang sibuk mendaftarkan – dan telah menerima – beragam paten untuk khasiat pengobatan dari ganja. Ini adalah termasuk kepada turunan sintetis dari ganja (seperti pil oral yang mengandung THC, Marinol), agonis cannabinoid (agen sintetis yang mengikat kepada reseptor endocannabinoid otak) seperti HU-210 dan antagonis ganja seperti Rimonabant. Kecenderungan ini baru-baru saja diringkas dalam makalah NIH (National Institute of Health) yang berjudul, “Sistem endocannabinoid sebagai sasaran yang sedang berkembang dalam bidang farmakoterapi,” yang menyimpulkan, “Minat yang terus bertumbuh terhadap ilmu pengetahuan yang mendasari pengobatan ganja telah ditandingi oleh pertumbuhan jumlah obat cannabinoid dalam perkembangan farmasi dari 2 pada tahun 1995 hingga 27 pada tahun 2004. “Dalam kata lain, pada saat yang sama American Medical Association memproklamirkan bahwa ganja tidak memiliki nilai medis, industri farmasi besar malah sedang dalam kegilaan untuk mengeluarkan lusinan obat berbasis ganja baru ke pasar.

Tidak juga semua obat-obatan ini akan berupa pil sintetis. Yang tercatat, semprotan oral dari perusahaan GW Pharmaceutical, Sativex, adalah ekstrak alamiah ganja dalam dosis yang telah dibuat standard. (Ekstrak ini, terutama THC dan senyawa anxiolytic yang non-psikoaktif, CBD, diambil langsung dari tanaman marijuana/ganja yang ditumbuhkan dalam gudang perusahaan yang tertutup.)
Apakah minat yang mendadak berkembang dari industri farmasi besar pada penelitian dan pengembangan obat-obatan berbasis ganja berarti bahwa kalangan industri secara proaktif mendukung pelarangan mariyuana/ganja? Tidak jika mereka tahu apa yang baik bagi mereka. Biarkan saya menjelaskan.

Pertama, setiap dan semua obat-obatan berbasis ganja harus diberikan persetujuan dari badan pengaturan federal seperti FDA (Food & Drug Administration) Amerika Serikat – sebuah proses yang lebih didasari oleh politik daripada kemajuan ilmiah. Kemungkinannya adalah bahwa pemerintah yang masih bersikap negatif terhadap ganja tanpa alasan yang masuk akal juga akan bersikap negatif terhadap memberikan keputusan terhadap farmasi berbasis ganja.

Sebuah contoh dari ini dapat ditemukan pada penolakan terbaru “Medicine and Health Products Regulatory Agency” (agen regulasi produk-produk kesehatan) dari Sativex sebagai obat resep di Amerika Serikat dan Inggris Raya. (Perusahaan ‘ayah’ Sativex, GW Parmaceuticals, bermarkas di London.) Dalam tahun-tahun terakhir, politisi Inggris telah mengambil garis keras terhadap penggunaan rekreasional dari mariyuana – Memuncak pada deklarasi perdana menteri Gordon Brown bahwa ganja hari ini memiliki “kualitas mematikan.” (tidak lama kemudian, parlemen memutuskan untuk memerberat hukuman/penalti kriminal terhadap kepemilikan dari obat dari mulai peringatan verbal hingga lima tahun hukuman penjara.) Dalam lingkungan seperti ini tidaklah mengherankan bahwa pembuat peraturan di Inggris telah dengan tegas menolak untuk melegalisasi obat-obatan berdasar ganja, bahkan sebuah obat dengan catatan keamanan yang sangat bersih seperti Sativex? Sebaliknya, pembuat undang-undang Kanada – yang memiliki pandangan yang lebih liberal terhadap penggunaan ganja alamiah dan melaksanakan distribusinya kepada pasien yang berhak – akhir-akhir ini telah menyetujui Sativex sebagai obat-obatan resep.

Tentunya, mendapatkan persetujuan perundang-undangan barulah setengah dari pertempuran. Hambatan utama bagi industri farmasi besar adalah menemukan konsumen untuk produknya. Disini lagi, sebuah kebudayaan yang akrab dengan dan mendapat pengetahuan mengenai kegunaan pengobatan ganja akan cenderung lebih terbuka terhadap penggunaan obat-obatan berbasis ganja daripada populasi yang masih tersangkut dalam cengkeraman film propaganda seperti “Reefer Madness”. [baca : Konspirasi Ganja : Tanaman Multi Manfaat Yang Dilarang]

Akankah pasien-pasien yang telah memiliki pengalaman langsung dengan penggunaan medis ganja yang alami beralih ke obat-obatan farmasi berbasis ganja jika suatu saat tersedia dengan legal? Mungkin tidak, namun individu-individu ini hanya menyusun sebagian kecil dari populasi Amerika Serikat. Tentunya banyak yang lain akan beralih – termasuk banyak pasien-pasien berumur tua yang tidak pernah berminat untuk mencoba atau mencari ganja yang alami. Intinya, terlepas dari apakah ganja legal atau tidak, obat-obatan farmasi berbasis ganja tanpa ragu akan memiliki daya tarik yang luas.

Tetapi tidakkah ketersediaan legal dari ganja akan mendorong pasien untuk lebih sedikit menggunakan obat-obatan farmasi secara keseluruhan? Mungkin, walau sangat kecil kemungkinannya akan mempengaruhi “maksud utama” industri-industri farmasi besar.
Yang pasti, kebanyakan individu di Belanda, Kanada dan Kalifornia – tiga daerah dimana ganja untuk medis adalah legal dan juga mudah didapat pada pasar terbuka – menggunakan obat-obatan resep, dan bukan ganja, untuk mengobati penyakit mereka. Lebih lanjut, terlepas dari ketersediaan sejumlah besar obat herbal dan tradisional seperti Echinacea, Witch Hazel, dan Eastern hemlock, kebanyakan warga Amerika terus berpaling kepada produk farmasi sebagai obat pilihan mereka.

Haruskah munculnya pengobatan alernatif dengan ganja yang legal akan memicu atau membenarkan kriminalisasi dari pasien yang menemukan penyembuhan yang lebih superior dari tanaman ganja alamiah? Tentunya tidak. Namun, sebagaimana sektor swasta terus bergerak ke depan dengan penelitian mengenai keamanan dan keberhasilan dari farmasi berbasis ganja, akan menjadi lebih sulit bagi pemerintah dan penegak hukum untuk mempertahankan kebijakan mereka yang absurd dan tidak logis dari melarang ganja secara keseluruhan.

Tentunya, jika tidak karena advokat yang telah bekerja selama empat dekade untuk melegalkan ganja untuk pengobatan medis, kecil kemungkinan bahwa siapapun – terutama industri farmasi – akan mengalihkan perhatian mereka kepada perkembangan dan pemasaran dari obat-obatan yang berbasis ganja. Dalam kata lain, saya tidak akan menahan nafas saya untuk menunggu akan datangnya cek royalti apapun.
Oh ya, dan bagi mereka yang mengklaim bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak bisa mematenkan ganja untuk obat medis, bisa memeriksa Paten US no. #6630507.
Paul Armentano adalah analis kebijakan senior di Yayasan NORML (National Organization for the Reform of Marijuana Laws) , Washington, DC.

Sumber : wikipedia , filsafat.kompasiana.com , id.netlog.com , dan keajaiban-medis-ganja.blogspot.com

Jumat, 18 Juli 2014

Tutorial Menanam Ganja Dalam Ruangan

Assalamualaikum !
 
Pada kesempatan ini mari kita sama sama belajar tentang  “Budidaya Tanaman”. Seiring cuaca yang tak kunjung normal di Jakarta, yang panas terik mencerang dan berdebu debu menggebu gebu membuat kepala berasap asap. Kali ini mari kita belajar pembudidayaan Tanaman Ganja Didalam Rumah.
 
Tanpa basa-basi lagi mari kita simak bersama.
1. Pilihan media tanam yaitu tanah
2.Tempat dalam ruangan
Sekarang kita mulai dari memilih biji yang hidup dan yang mati dulu, caranya gampang, bakal biji  rendam selama 1 jam dan yang tenggelam adalah yang berpotensi untuk tumbuh.
 
Tutorial untuk penanaman dir ruangan menggunakan lampu sebagai pengganti matahari.
Ini lah seperangkat yang harus kalian siapkan :
 
-biji
-tanah (tanah bekas pembakaran sampah)
-pupuk (sebaiknya pake pupuk alami)
-aktif karbon (bisa beli dipet shop)
-water spray
-pot
-lemari kecil
-alumunium foil
-exousfan kecil  (buat sendiri pake kipas CPU computer bray)
-lampu max 1000watt -> diatasnya harus punya pengukur keseimbangan PH air
-thermo meter
tahap awal, membuat  growing box.
lapis semua isi lemari denga foil
pasang lampu di dalammya pilih watt sesuka kalian, min 100watt
pasang exous fan
Sekarang kalian udah punya growing box sendiri. Letakan  dikamar, pastiin cuma kalian yang tau tentang ini, hehehe
Biji-biji yang sudah direndam kalian bungkus pake kain basah, ga basah2 banget ya... cukup basah aja.
masukan dalam toples kedap udara, 3 hari kemudian kalian bisa liat togenya si rasta


masukan toge ke pot tanah dan siram.
masukin ke grow box kalian
suhu di dalammnya gak boleh lebih dari 30derajat C, kalo lebih bakal kebakar.
usahain untuk dapatin cahaya sedekatnya dengan suhu serendahnya.
kalian bisa tambahin kipas angin buat ngediginin lampunya.
dalam waktu 5 hari kalian udah bisa ngeliat bayi itu.
 
 
Sementara tumbuh kalian pastiin lampunya nyala 18/6 dengan kata lain 18jam lampu nyala dan 6 jam mati.
ini tahap awal pertumbuhan.
setelah proses pembungaaan, jadiin 12/12 untuk hasil maksimal.
 
Cari pupuk yang sesuai dengan keinginan kalian, mau buat daunnya seger, akarnya banyak dan bunganya gede, semua ada ditangan kalian.
waktu lampu nyala, masukin aktif karbon yang udah dibungkus kaoskaki untuk ngasi makan karbondioksida ke tanaman kalian sebagai bahan bakar photosintesis.
menentukan jantan dan betina :
Nah ini penting, untuk di perhatikan.
Jantan rasanya gak enak, pahit, pedas dan bikin pusing, bedanya jantan setelah tumbuh ada bijinya ngegantung di sela daunnya, sedangkan betina ada jembut di sela daunnya.
Pemilihan jantan dan betina sangat berpengaruh terhadap rasa. Untuk mendapatkan kualitas tinggi dan rasa yang duhai. Dan jangan lupa siapkan premium kopi 1001 biar lebih berasa.
 
 
 

Sabtu, 24 Mei 2014

Senandung Harapan

Kita lalui semua tanpa ada rasa sesal dalam hati yang selalu berdampingan menuju sesuatu yang baru.

Biarkan semua orang berkata apa tentang kita, Jalani saja apa yang kita jalani dan berjalan apa adanya.

Jangan pernah mencoba berfikir tuk akhiri apa yang kita jalani, genggam erat tanganku ini, kita berjalan demi satu langkah maju, tinju semua aral yang menghadang dan pastikan arah kita takkan terhenti sang waktu.

Kita senandungkan cerita untuk masa depan dan cerahkan hari esok dengan penuh harapan.

~ruddierawk~

Dalam Keterpurukan

Kau berikan satu senyum keindahan disaat semua menjadi haluan dan kau berikan satu semangat saat jasad ini tak berdaya.

Menjalani semua yang telah terlewati tanpa sebuah kenyataan yang hanya dalam ingatan dapat ku kenang, membakar dendam yang membara tanpa niat untuk melakukan apa yang tak seharusnya dilakukan.

Kan ku buang semua peristiwa yang tak bertepi, berairmata darah, meratapi sedih dan tak akan pernah ku jamah lagi kehidupan mu yang telah kau pilih sebagai tujuan hidupmu.

Sendiri tanpamu lalui hari yang suram, ketika kau pergi kucoba berjalan mencari sisi terang tentang arti kehidupan yang terjal ini.

Dalam keterpurukan ini ku mampu untuk tersenyum walau dengan kehampaan.

~ruddierawk~

Cahaya Itu Pergi

Ketika semuanya pergi kini hanya tangis yang menemani, ketika semuanya hilang kini hanya bayangnya jadi hayalan, sendiri meratapi sunyi diantara gelapnya cahaya.

Kamu tak akan pernah mengerti apa yang telah ku lakukan untuk tetap membuatmu tersenyum, tetapi dirimu mengartikannya dengan pemikiran yang berbeda hingga semua seolah sia-sia dan menjadi petaka.

Ku tau semua ini salahku yang terlalu mencintaimu dan aku sadar bahwa kini aku bersandar di kayu yang telah rapuh, tapi mengapa kau patahkan sayap ini hingga ku tak mampu terbang mencari cinta yang lain, itukah rasanya cinta sejati?

~ruddierawk~

Kepergianmu

Jika kamu sudah memilikiku, mengapa kau mencari orang lain?
Kemana cinta yang kau ucapkan untuk sehidup semati?
Kemana sayang yang kau ucapkan untuk saling mengasihi?.

Kau tak akan pernah tau betapa gontainya langkah kaki ini saat ku harus berjalan tanpamu ketika jemarimu menuntunku melangkah.

Kau tak akan pernah tau betapa gelapnya hidup ini ketika kau pergi membawa cahaya yang aku miliki.

Bukalah mata hatimu disaat kau lakukan itu semua, apakah masih ada secercah hati nurani yang kau miliki? kau bahagia tertawa disaat aku harus menahan sakit atas apa yang telah kau perbuat.

Aku ingin hilang dari semuanya saat ku tau arti cinta, dan ku pun tersadar betapa cinta itu menyakitkan.

Sungguh ku terpana akan sosokmu yang setiap saat melaju dalam hariku hingga tak kusadari betapa indah hidup ini terlewati tanpamu.

~ruddierawk~

Bicara Tentang Cinta

CINTA satu kata ini sering sekali menjadi perbincangan setiap insan di muka bumi ini maka banyak dari sebagian orang berlomba lomba untuk mendapatkannya entah itu cinta sesama manusia atau cinta kepada sang pencipta.

Demi cinta, orang rela melakukan apa saja untuk dapat meraih cintanya. Bahkan sampai ada yang gelap mata hatinya demi memperoleh cinta.

"Cinta itu sudah pasti suka dan suka bukan berarti cinta"

Terkadang cinta juga membuat kita lupa akan semuanya dan juga bisa menimbulkan masalah sampai ada yang melakukan hal bodoh karena di tinggal oleh cintanya dan masih berharap meski harapan sudah sirna.

Bicara tentang cinta takkan pernah ada habisnya sampai dunia kiamat sekalipun, oleh karena itu bahagia atau terlukanya kita karena cinta, semua itu tinggal bagaimana kita menyikapi cinta, maka rawatlah cinta yang sudah kau raih jangan sampai dia pergi.

~ruddierawk~

Untuk Mantan

Wajah indah yang dulu hadir kini tak nampak lagi dalam kesedihan, senyum tawa yang dulu singgah kini tak lagi hadir untuk menghibur luka, kini ku hanya mampu terdiam dalam ruang sepi yang aku sendiri tak tau dimana aku berada.

Kini semua telah usai seluruh rangkai kisah cinta yang kita jalani berdua dan janji untuk selalu bersama hanyalah sampah yang tak ada pertanggung jawabannya, setelah kau pergi dengan cinta yang lain dan mematahkan sayap cinta ini hingga ku tak mampu terbang mencari cinta yang lain selain dirimu, karena aku yakin bahwa 'Cinta sejati adalah cinta yang tetap bertahan pada satu hati dan tidak pergi ke lain hati'.

Kini kisah yang kita lalui berdua hanyalah sebuah kenangan dan tinggal kenangan yang tak akan pernah bisa terulang. akan selalu ku ingat kisah kita dulu dalam fikiranku sampai aku tak dapat berfikir lagi, karena keindahan yang sudah nyata kini telah sirna bagai matahari menenggelamkan sinarnya.

kini aku terdiam, aku tersayat dan aku menghilang.

Aku selalu berdoa kepada Tuhan semoga kau bahagia dengan jalan yang telah kau tempuh, karena kebahagiaanku bukanlah saat aku memilikimu tapi kebahagiaanku adalah ketika aku dapat melihatmu tersenyum bahagia, selamanya.

~ruddierawk~

Rabu, 21 Mei 2014

KAMU

Kamu, adalah satu nama yang pernah mengisi hatiku dalam sunyi diantara keheningan doa. Berbalut rindu dalam jiwa, terbuai manja dalam cinta. Hadirmu bagai embun membasahi dedaunan yang terlelap dari tidur malamnya, menyejukkan jiwa, menyanjung harapan dari apa yang kita hadapi.

Kini Kamu pergi meninggalkan cinta dalam relung hati, beranda berserakan tak terawat, membiarkan tanaman itu layu tak tersiramkan, membunuh rasa yang telah tumbuh dalam keheningan.

Pernah ku mencoba mengembalikan hatimu yang kau titipkan dihatiku, tapi hati ini tak mampu mengemas untuk mengembalikannya. Meski ku tau, luka yang kau berikan tak sebanding dengan cinta yang ku tanamkan, namu hati ini memaksa untuk bertahan atas nama Kamu.

Mungkin semua ini salahku yang mencintaimu begitu dalam hingga merasa terluka. Tapi sudahlah, setidaknya aku pernah berjuang untuk membuatmu bahagia, membuatmu merasa nyaman, membuatmu selalu tersenyum, walau ku tau semua itu sia-sia.

Jakarta, 6 Mei 2014

Jumat, 03 Januari 2014

Grup & Jadwal Inter Island Cup 2014


Inter Island Cup (IIC) 2014 akan menjadi pengantar mulainya Indonesia Super League (ISL) musim baru, dimana 22 klub akan beradu dalam format dua wilayah seperti yang telah ditetapkan.

ISL sendiri baru akan dimulai pada Februari 2014, dan IIC akan menjadi pemanasan akbar mulai 10 Januari mendatang.

Seperti diketahui babak penyishan IIC 2014 akan melibatkan 22 klub dari empat zona, dan terbagi dalam enam grup. Zona Sumatera memiliki sistem dan format yang berbeda dengan tiga zona lainnya,  karena hanya terdiri dari dua klub, Semen Padang dan Sriwijaya FC. Kedua kesebelasan tersebut akan bermain dengan sistem home and away, memperebutkan satu jatah lolos ke babak delapan besar.

Berikut zona grup dan jadwal IIC 2014
Penyisihan Grup

Zona SUMATERA
1. Sriwijaya FC
2. Semen Padang

Semen Padang vs Sriwijaya FC
Jumat 10 Januari 2014
Sriwijaya FC vs Semen Padang
Selasa 14 Januari 2014

Zona JAWA

Zona JAWA 1
Stadion Si Jalak Harupat, Bandung
1. Persib Bandung
2. Pelita Bandung Raya
3. Persita Tangerang
4. Persijap Jepara

Senin 13 Januari 2014:
Persib vs Persita, 15.30 WIB
Pelita BR vs Persijap, 19.00 WIB

Selasa 14 Januari 2014:
Persita vs Pelita BR, 15.30 WIB
Persijap vs Persib, 19.00 WIB

Kamis 16 Januari 2014:
Persita vs Persijap, 15.30 WIB
Persib vs Pelita BR, 19.00 WIB

Zona JAWA 2

Stadion Kanjuruhan, Malang
1. Arema
2. Persija Jakarta
3. Persepam Madura United
4. Persela Lamongan

Jumat 10 Januari 2014
Arema vs Persepam, 15.30 WIB
Persija vs Persela, 19.00 WIB

Sabtu 11 Januari 2014
Persepam vs Persija, 15.30 WIB
Persela vs Arema, 19.00 WIB

Senin 13 Januari 2014
Persepam vs Persela, 15.30 WIB
Arema vs Persija, 19.00 WIB

Zona JAWA 3
Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya
1. Persebaya Surabaya
2. Gresik United
3. Persik Kediri
4. Persiba Bantul

Minggu, 12 Januari 2014
Persebaya vs Persik, 15.30 WIB
Gresik United vs Persiba Bantul, 19.00 WIB

Senin, 13 Januari 2014
Persik vs Gresik United, 15.30
Persiba Bantul vs Persebaya, 19.00 WIB

Rabu, 15 Januari 2014
Persik vs Persiba Bantul 15.30 WIB
Persebaya vs Gresik United 19.00 WIB

Zona KALIMANTAN
Stadion Demang Lehman, Martapura
1. Barito Putra
2. Mitra Kukar
3. Persisam Samarinda
4. Persiba Balikpapan

Jumat, 10 Januari 2014
Barito Putra vs Persisam, 15.30 WIB
Mitra Kukar vs Persiba, 19.00

Sabtu, 11 Januari 2014
Persisam vs Mitra Kukar 15.30 WIB
Persiba vs Barito Putra 19.00 WIB

Senin 13 Januari 2014
Persisam vs Persiba 15.30 WIB
Barito vs Mitra Kukar 19.00 WIB

Zona PAPUA-SULAWESI
Stadion Mandala, Jayapura
1. Persipura Jayapura
2. Persiram Rajaampat
3. Perseru Serui
4. PSM Makassar

Jumat 10 Januari 2014
Persipura vs Perseru 15.30 WIB
Persiram vs PSM 19.00 WIB

Sabtu 11 Januari 2014
Perseru vs Persiram 15.30 WIB
PSM vs Persipura 19.30 WIB

Senin 13 Januari 2014
Perseru vs PSM 15.30 WIB
Persipura vs Persiram 19.00 WIB

Babak Delapan Besar
Venue Stadion belum ditentukan
 GRUP A:
1. Juara Grup Sumatera (JGS)
2. Juara Grup Jawa 2 (JGJ-2)
3. Juara Grup Kalimantan (JGK)
4. Runner up Grup Papua-Sulawesi (RU GPS)

Sabtu, 18 Januari 2014:
JGS vs JGK, 15.30 WIB
JGJ-2 vs RU GPS 19.30 WIB

Minggu, 19 Januari 2014:
JGK vs JGJ-2, 15.30 WIB
RU GPS vs JGS, 19.30 WIB

Selasa, 21 Januari 2014:
JGK vs RU GPS, 15.30 WIB
JGS vs JGJ-2, 19.00 WIB

GRUP B
1. Juara Grup Jawa-1 (JGJ-1)
2. Juara Grup Jawa-3 (JGJ-3)
3. Juara Grup Papua-Sulawesi (JGPS)
4. Runner up Grup Kalimantan (RU GK)

Minggu,19 Januari 2014
JGJ-1 vs JGPS, 15.30 WIB
JGJ-3 vs RU GK, 19.00 WIB

Senin, 20 Januari 2014
JGPS vs JGJ-3, 15.30WIB
RU GK vas JGJ-1, 19.00 WIB

Rabu, 22 Januari 2014
JGPS vs RU GK, 15.30 WIB
JGJ-1 vs JGJ-3, 19.00 WIB

FINAL
Sabtu, 25 Januari 2015
Juara Grup A Babak 8 Besar vs Juara Grup B Babak 8 Besar
Venue Stadion dan Kick Off belum ditentukan.

ruddierawk